GARUDA PUTIH - Danrem 042/Gapu Kolonel Arh Elphis Rudy,M.Sc.S.S diwakili oleh Kasiter Mayor Inf Sunardi,S.H menghadiri Sosialisasi Dan Evaluasi Kegiatan Bela Negara Lingkup Pendidikan Di Provinsi Jambi, di Ratu hotel Resort Jambi, Senin, (25/02/2019).
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jambi dengan tujuan untuk mengajak pelajar mencintai negerinya, mencintai ideologi pancasila, sadar berbangsa bernegara dan juga dasar-dasar bela negara yang harus dimiliki untuk bisa menyebarluaskan minimal kekeluarga dan dilingkungan," ujar Direktur bela negara, Direktorat Jenderal, potensi pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Tandyo Budi Refita, S.Sos.
Jenderal bintang satu tersebut mengatakan kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan, karena menurutnya pada saat ini sangat banyak ancaman yang terjadi di lingkungan tanpa disadari. "Seperti gaya hidup, anak-anak jaman sekarang lebih suka musik K-Pop (Korea) ketimbang menyukai musik Indonesia karena gencarnya promosi mereka, nah tanpa kita sadari bahwa itu adalah ancaman karena budaya Indonesia akan terkikis, kemudian LGBT itu mengurangi populasi dan itu tak sesuai dengan etika," ujarnya kembali.
Bukan hanya gaya hidup, Tandyo juga menjelaskan bahaya Terorisme. Karena teroris adalah ancaman yang nyata bagi kehidupan. "Kita ingat dulu ada ibu yang membawa anaknya untuk meledakan diri dengan bom, secara ekonomi dia kuat dan secara pendidikan dia juga tinggi. Ini kan tidak masuk dengan logika dan akal sehat kita, apalagi dengan mempengaruhi anak dengan jika meledakan diri akan masuk surga, di agama apapun inikan tidak diperbolehkan," jelasnya.
Kebakaran hutan yang sering terjadi di Provinsi Jambi juga menjadi salah satu perhatian dalam kegiatan tersebut, karena bencana kebakaran hutan yang terjadi setiap musim kemarau juga termasuk dalam ancaman yang dapat membahayakan negara dan juga masyarakat. Dan diharapkan untuk Provinsi Jambi waspada akan kebakaran hutan, jangan sampai Jambi dicap sebagai pengekspor asap. "Jangan sampai kita dicap sebagai pengekspor asap dan harus dihilangkan dan ini tujuan kita. Saya rasa negara lain akan berfikir seribu kali jika ingin merusak pundi-pundi kehidupan masyarakat jika ini semua sudah diterapkan," ucapnya.
Kegiatan yang dihadiri ratusan pelajar tersebut juga diberikan penjelasan bagaimana mengetahui terorisme dan juga radikalisme yang saat ini sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya itu saja, peserta juga akan dibekali bagaimana bermedia sosial yang baik dan bijak agar dapat mengantisipasi berita hoax atau berita bohong yang marak beredar di tengah masyarakat.(penremgapu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar