JAKARTA-tniad.mil,- Atas nama Institusi dan seluruh prajurit TNI AD, selain menyampaikan rasa duka yang mendalam, dalam upacara pemakaman almarhum Jenderal TNI (Purn) George Toisutta, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman menyampaikan bahwa mantan Kasad ke-26 itu merupakan pemimpin yang baik, tegas dan cemerlang.
Hal tersebut disampaikan Kadispenad, Brigjen TNI Candra Wijaya dalam rilisnya di Jakarta, Kamis, (13/6/2019).
Dijelaskan Kadispenad, pemakaman dengan prosesi Upacara Militer yang berlangsung di tengah turun hujan tersebut berjalan dengan penuh khidmat dan haru di Pemakaman Dadi Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/6/2019).
“Setiba dari Jakarta dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 di Lanud Hassanudin (Makassar), setelah disemayamkan sebentar, diiringi ratusan pengantar dari keluarga dan prajurit TNI, jenazah almarhum langsung dibawa menuju pemakaman,”ungkap Candra.
“Sesuai dengan rencana, bertindak sebagai Inspektur Upacara yaitu Wakasad, Letjen TNI Tatang Sulaiman,”imbuhnya.
Sebagaimana prosesi upacara pemakaman militer, lanjutnya, selama pengantaran ke lokasi pemakaman, peti jenazah almarhum ditutup dengan Bendera Merah Putih.
“Meski almarhum memilik tanda jasa dan kehormatan negara yang berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, berdasarkan wasiat yang disampaikan ke pihak keluarga, almarhum ingin dimakamkan di Makassar diatas makam almarhumah ibunda tercintanya, yaitu Sitti Hasna yang meninggal 23 Juli 1982” jelas Candra
Dikatakannya lebih lanjut, pada saat upacara pemakaman itu, selain menyampaikan duka cita dan belasungkawa, Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman menyampaikan bahwa mantan Kasad ke-26 yang menyukai tokoh wayang Batara Bhisma itu merupakan seorang pemimpin TNI AD yang baik dan tegas.
“Menurut Wakasad, kecemerlangan almarhum selama berkarir sebagai prajurit yang profesional itu, tidak lepas dari karakter almarhum yang baik, tegas, peduli terhadap bawahan. Almarhum juga taat dalam beribadah serta senantiasa memegang teguh filosofi kerohanian Islam yaitu semua harus sama,” ungkap Candra
Sebagai generasi penerus, menurut Candra, Wakasad memiliki kesan yang mendalam terhadap almarhum.
“Bagi Wakasad, almarhum tidak hanya sebagai pemimpin ataupun komandan semata, melainkan juga sebagai bapak yang baik dan tegas, serta seorang pelatih atau guru sekaligus teman yang mengerti akan kondisi bawahannya,” tandasnya.
Dalam prosesi pemakaman militer yang berlangsung di tengah turun hujan, menurut Candra, hampir seluruh peserta yang hadir terlihat sedih dan haru.
“Terlebih saat pembacaan Apel Persada yang dibacakan oleh Wakasad, sebelum jenazah almarhum dimasukan ke dalam liang lahat. Demikian juga saat pemberian penghormatan yang diiringi dengan tembakan Salvo, meski berdiri tegar memberikan penghormatan, semuanya terlihat sedih,” tutur Candra.
“Setelah tembakan Salvo, dilaksanakan penimbunan liang lahat yang didahului secara simbolis oleh Wakasad dan dilanjutkan oleh pihak keluarga,” imbuhnya.
Dalam upacara yang juga dihadiri oleh mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, Pangdam XIV/Hsn Mayjen Surawahadi dan Pangdam XVI/Ptm Mayor Jenderal TNI Dr. Marga Taufiq, S.H., M.H. itu, diakhiri dengan penyerahan Bendera Merah Putih yang menjadi penutup peti jenazah kepada pihak keluarga.
“Penyerahan bendera Merah Putih kepada pihak keluarga, juga merupakan simbol penyerahan kehormatan negara kepada keluarga atas pengabdian dan pengorbanan almarhum dan keluarga kepada rakyat dan bangsa Indonesia,”pungkas Candra
_Wahai Pahlawan Hati, tiada harapan kami yang lebih besar, selain melalui panjatan doa, agar dirimu bisa tenang dan nyenyak di haribaan Ibu Pertiwi. Kami yakin, sebagai Patriot Bangsa, jasa-jasa perjuangan dan pengabdianmu tidak hanya dikenang seluruh anak negeri, juga akan mengantarmu di tempat termulia di sisi Allah SWT, Aamin YRA_ . ( Dispenad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar