JAMBI, - Komandan Korem 042 Gapu, Kolonel Arh Elphis Rudy mengaku, masyarakat memang sedikit dikejutkan adanya kabut asap yang masuk ke Kota Jambi, pada Jumat (16/8).
"Dari trayektori asap yang terpantau patroli udara maupun dari satelit asal asap yang sempat masuk ke Jambi selama kurang lebih 2 jam lebih sekitar pukul 09.30 sampai 12.00 WIB adalah merupakan asap dari lokasi kebakaran di Bayung Lincir, Musi Banyu Asin Sumsel yang berjarak sekitar 50 km Tenggara Kota Jambi," ujar Dansatgas Karhutla Provinsi Jambi.
Kebetulan arah angin, lanjut Elphis, dari arah tenggara sehingga asap sempat masuk ke Kota Jambi. "Namun saat ini asap sudah hilang dan sudah kembali normal. Sedangkan untuk Ispu di Jambi masih 33 atau kondisi baik. Karhutla di Jambi sementara ini masih relatif kecil dan dapat dikendalikan," katanya
Menurutnya, jika dibandingkan pada tahun 2015 luas kebakaran sekitar 115.000 Ha lahan maupun hutan terbakar, sedangkan tahun 2018 sekitar 1400 Ha terbakar. "Untuk tahun ini sendiri sejak bulan Januari 2019 sampai 15 Agustus 2019 baru sekitar 340 Ha lahan yang terbakar. Artinya Jambi terjadi penurunan area yang terbakar," katanya
Penurunan ini, menurut Elphis, tidak terlepas dari kerjasama semua pihak di Jambi mulai dari Pemerintah, TNI/Polri/BPBD/KLHK, BRG, Perusahaan, Akademisi, masyarakat dan lain-lain termasuk juga media yang membantu mensosialisasikan, edukasi dan literasi agar masyarakat atau korporasi tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Tentunya kondisi ini tetap memerlukan kesiapsiagaan semua pihak dan Satgas Karhutla untuk siap menghadapi kondisi darurat karena kemarau masih cukup panjang sampai akhir september atau awal oktober tahun ini. Mohon doanya kepada semua pihak," ucapnya. (penrem042gapu)
"Dari trayektori asap yang terpantau patroli udara maupun dari satelit asal asap yang sempat masuk ke Jambi selama kurang lebih 2 jam lebih sekitar pukul 09.30 sampai 12.00 WIB adalah merupakan asap dari lokasi kebakaran di Bayung Lincir, Musi Banyu Asin Sumsel yang berjarak sekitar 50 km Tenggara Kota Jambi," ujar Dansatgas Karhutla Provinsi Jambi.
Kebetulan arah angin, lanjut Elphis, dari arah tenggara sehingga asap sempat masuk ke Kota Jambi. "Namun saat ini asap sudah hilang dan sudah kembali normal. Sedangkan untuk Ispu di Jambi masih 33 atau kondisi baik. Karhutla di Jambi sementara ini masih relatif kecil dan dapat dikendalikan," katanya
Menurutnya, jika dibandingkan pada tahun 2015 luas kebakaran sekitar 115.000 Ha lahan maupun hutan terbakar, sedangkan tahun 2018 sekitar 1400 Ha terbakar. "Untuk tahun ini sendiri sejak bulan Januari 2019 sampai 15 Agustus 2019 baru sekitar 340 Ha lahan yang terbakar. Artinya Jambi terjadi penurunan area yang terbakar," katanya
Penurunan ini, menurut Elphis, tidak terlepas dari kerjasama semua pihak di Jambi mulai dari Pemerintah, TNI/Polri/BPBD/KLHK, BRG, Perusahaan, Akademisi, masyarakat dan lain-lain termasuk juga media yang membantu mensosialisasikan, edukasi dan literasi agar masyarakat atau korporasi tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Tentunya kondisi ini tetap memerlukan kesiapsiagaan semua pihak dan Satgas Karhutla untuk siap menghadapi kondisi darurat karena kemarau masih cukup panjang sampai akhir september atau awal oktober tahun ini. Mohon doanya kepada semua pihak," ucapnya. (penrem042gapu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar